Demam Tubuh
Mungkin kita semua pernah mengalami apa yang disebut
dengan demam. Ketika kita merasa “sakit” tidak jarang tubuh kita dengan
seketika mengalami gejala demam yang biasanya diawali dengan perasaan dingin di
sekujur tubuh yang seketika diikuti dengan peningkatan suhu tubuh.
Lalu apa sebenarnya yang disebut dengan demam itu
sendiri…..??
Demam atau dalam bahasa medis disebut dengan febris
merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh, dimana suhu
tersebut melebihi dari suhu tubuh normal.
Mungkin kita bertanya, mengapa suhu tubuh kita
meningkat??
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya
kita mencoba melihat kembali dan memahami tentang sistem pengaturan suhu tubuh
kita. Suhu tubuh kita diatur oleh sebuah “mesin
khusus” pengatur suhu yang terletak di otak tepatnya di bagian hipotalamus
tepatnya dibagian pre optik anterior (pre = sebelum, anterior= depan)
Hipotalamus sendiri merupakan bagian dari deinsephalon yang merupakan bagian
dari otak depan kita (prosencephalon). Hipotalamus
dapat dikatakan sebagai mesin pengatur suhu (termostat tubuh) karena disana
terdapat reseptor (penangkap, perantara) yang sangat peka terhadap suhu yang
lebih dikenal dengan nama termoreseptor (termo = suhu). Dengan adanya
termorespetor ini, suhu tubuh dapat senatiasa berada dalam batas normal yakni
sesuai dengan suhu inti tubuh. Suhu inti tubuh merupakan pencerminan dari
kandungan panas yang ada di dalam tubuh kita. Kandungan panas didapatkan dari
pemasukan panas yang berasal dari proses metabolisme makanan yang masuk ke
dalam tubuh. Pada umumnya suhu inti berada dalam batas 36,5-37,5°C. Dalam berbagai aktivitas sehari-hari,
tubuh kita juga akan mengelurakan panas misalnya saat berolahraga. Bilamana
terjadi pengeluraan panas yang lebih besar dibandingkan dengan pemasukannya,
atau sebaliknya maka termostat tubuh itu akan segera bekerja guna
menyeimbangkan suhu tubuh inti. Bila
pemasukan panas lebih besar daripada pengeluarannya, maka termostat ini akan
memerintahkan tubuh kita untuk melepaskan panas tubuh yang berlebih ke
lingkungan luar tubuh salah satunya dengan mekanisme berkeringat. Dan bila pengeluaran panas melebihi
pemasukan panas, maka termostat ini akan berusaha menyeimbakan suhu tersebut
dengan cara memerintahkan otot-otot rangka kita untuk berkontraksi(bergerak)
guna menghasilkan panas tubuh. Kontraksi otot-otok rangka ini merupakan
mekanisme dari menggigil. Contohnya,
seperti saat kita berada di lingkungan pegunungan yang hawanya dingin, tanpa
kita sadari tangan dan kaki kita bergemetar (menggigil). Hal ini dimaksudkan
agar tubuh kita tetap hangat. Karena dengan menggigil itulah, tubuh kita akan
memproduksi panas. Hal diatas
tersebut merupakan proses fisiologis (keadaan normal) yang terjadi dalam tubuh
kita manakala tubuh kita mengalamiperubahan suhu. Lain
halnya bila tubuh mengalami proses patologis (sakit). Proses perubahan suhu
yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh “zat toksis
(racun)” yang masuk kedalam tubuh. Umumnya,
keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam
tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan
dasar tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses peradangan diawali dengan
masuknya “racun” kedalam tubuh kita. Contoh “racun”yang paling mudah adalah
mikroorganisme penyebab sakit. Mikroorganisme
(MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin/racun tertentu
yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan
berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan “tentara pertahanan
tubuh” antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya
(fagositosit). Dengan adanya proses fagositosit ini,
tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan “senjata” berupa zat kimia yang
dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi
sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang
sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu
substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya
bantuan enzim fosfolipase A2. Proses
selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan
pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat
bantuan dan campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran
prostaglandin ternyata akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya, hipotalamus
selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal).
Adanya peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa
suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/
menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh
yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang
“setting” hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah
yang disebut dengan demam atau febris. Demam yang tinggi pada nantinya akan
menimbulkan manifestasi klinik (akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh
bayi atau anak-anak yang disebut dengan kejang demam). Dengan
memahami mekanisme sederhana dari proses terjadinya demam diatas, maka salah
satu tindakan pengobatan yang sering kita lakukan adalah mengompres kepala dan
meminum obat penurun panas misal yang sangat familiar adalah parasetamol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar