Pengertian Tehnik Distraksi
Tehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori
bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri. jika seseorang menerima
input sensori yang berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke
otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien),. Stimulus yang
menyenangkan dari luar juga dapat merangsang sekresi endorfin, sehingga
stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang. Peredaan nyeri
secara umum berhubungan langsung dengan partisipasi aktif individu, banyaknya
modalitas sensori yang digunakan dan minat individu dalam stimulasi, oleh
karena itu, stimulasi penglihatan, pendengaran dan sentuhan mungkin akan lebih
efektif dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera saja (Tamsuri,
2007).
Jenis Tehnik Distraksi antara lain :
1) Distraksi visual
Melihat
pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan dan gambar
termasuk distraksi visual.
2) Distraksi pendengaran
Diantaranya
mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta gemercik air, individu
dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik
klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga
diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang,
mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).
Musik klasik
salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak karya musik klasik,
sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) yang paling
dianjurkan. Beberapa penelitian sudah membuktikan, Mengurangi tingkat ketegangan
emosi atau nyeri fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred
Tomatis dan Don Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai “Efek Mozart”.
Dibanding
musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya Mozart
mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di otak. Yang
tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri.
Namun, tidak berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan
(Andreana, 2006)
3) Distraksi pernafasan
Bernafas
ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau memejamkan
mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai
empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan
menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk berkosentrasi
pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan
tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik.
Bernafas
ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan
pada saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami
nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri.
4) Distraksi intelektual
Antara lain
dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu, melakukan kegemaran (di tempat
tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita.
5) Tehnik pernafasan
Seperti bermain, menyanyi,
menggambar atau sembayang
6) Imajinasi terbimbing
Adalah
kegiatan klien membuat suatu bayangan yang menyenangkan dan mengonsentrasikan
diri pada bayangan tersebut serta berangsur-angsur membebaskan diri dari dari
perhatian terhadap nyeri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar