Hipotesis (bila ada)
Seperti halnya perumusan masalah, hipotesis sering tidak
dinyatakan secara jelas dalam suatu artikel. Menurut LaBiondo-Wood & Haber
(1994) hipotesis adalah suatu asumsi pernyataan tentang hubungan antara dua
atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam riset.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang dihadapi dan
masih perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ini berupa pernyataan singkat
yang disimpulkan dari landasan teori atau
tinjauan pustaka. Hipotesis disusun
sebelum penelitian dilaksanakan, karena hipotesis akan bisa memberikan
petunjuk pada tahap pengumpulan, analisa dan interpretasi data. Setiap
hipotesis terdiri dari suatu unit atau bagian dari permasalahan. Hipotesis testing artinya menyimpulkan suatu
ilmu melalui suatu testing dan pernyataan secara ilmiah atau hubungan yang
telah dilaksanakan penelitian sebelumnya.
Untuk mengetahui signifikansi (p) dari suatu hasil
statistik (Hypotheses test), maka kita bisa menentukan signifikansi level :
(p). 05 (dimana 1 kemungkinan untuk 20); 01 (1 untuk 100); dan .001 (1 untuk
1000). Adapun yang sering digunakan adalah signifikan level .05. Dengan
menentukan signifikansi ini maka kita dapat menentukan apakah Ho akan diterima
atau ditolak (jika p<.05). Voelker & Orton, 1993).
Syarat –syarat hipotesis (Ndraha, 1985)
a.
Relevance : hipotesa harus relevan dengan fakta yang akan diteliti
b.
Testability : memungkinkan untuk dilakukan observasi dan bisa diukur
c. Compatibility : hipotesa baru harus konsisten dengan hipotesa
dilapangan yang sama dan telah diuji kebenarannya, sehingga setipa hipotresa
akan membentuk suatu sistem
d.
Predictive : hipotesa yang baik mengandung daya ramal tentang apa
yang akan terjadi atau apa yang akan ditemukan.
e.
Simplicity : harus dinyatakan secara sederhana, mudah dipahami dan dicapai.
Hipotesis didapatkan dari suatu fenomena atau masalah yang nyata, analisa teori dan mengulas literatur. Sumber dari hipotesis yaitu 1) pengalaman praktik, 2) Teori, 3) Literatur riview.
Perbedaan tipe hubungan dan jumlah variabel diidentifikasi dalam hipotesis. Penelitian mungkin mempunyai satu, atau lebih hipotesis, tergantung dari kompleksnya suatu penelitian. Tipe penelitian disusun berdasarkan tujuan suatu penelitian. Tipe hipotesis dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu :
a.
Sebab
vs akibat
1). Variabel X adalah berhubungan dengan variabel Y
2). Variabel X meningkat jika variabel Y meningkat
3). Variabel X turun jika variabel Y turun
4). Variabel X meningkat dan variabel Y turun
b.
Simpel
vs komplek
Simpel hipotesis menyatakan hubungan antara 2 variabel.
Misalnya variabel X berhubungan dengan vaiabel Y. Komplek : memprediksi
hubungan antara 3 atau lebih variebel. Komplek hipotesis akan mengidentifikasi hubungan antar variabel X, Y dan Z.
c.
Directional
vs nondirectional
1). Directional adalah menyatakan hubungan yang nyata antara
2 atau lebih variabel. Hipotesis ini disusun berdasarkan dari pernyataan teori,
penemuan sebelumnya dan pengalaman praktik klinik.
2). Nondirectional adalah menyatakan adanya suatu hubungan
tetapi tidak memprediksi hubungan asli. Jika hubungan tidak terlalu jelas dalam
praktik klinik, teori atau literatur, peneliti juga tidak bisa jelas
mengidentifikasi hubungan tersebut. Misalnya manusia yang tinggal di panti
asuhan akan mampu merawat dirinya sendiri tergantung dari faktor : jenis
kelamin, sosiaokultural, orientasi, kesehatan dan keluarga.
d.
Nol
vs riset.
1). Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang digunakan
digunakan untuk pengukuran statistik dan interpretasi hasil statistik.
Hipotesis nol dapat simpel atau komplek, sebab atau akibat. Misalnya
sebab-akibat Ho; tidak adanya hubungan antara lama pengalaman pengkajian
keterampilan dan belajar keterampilan bagaimana diukur melalui tes score
tindakan perawatan. (Koniak, 1985). Casual, Ho bisa dinyatakan sebagai berikut
: tidak ada pengaruh 1 variabel dengan variabel lain.
2). Hipotesis alternatif (Ha/H1) adalah hipotesis penelitian.
Dalam riset hipotesis menyatakan bahwa adanya suatu hubungan antar 2 atau lebih
variabel dapat sederhana atau komplek, non/direct dan sebab-akibat, misalnya
ada pengaruh antara senam nifas dan proses involusi pada ibu pasca bersalin. Ada perbedaan tingkat kecemasan antara laki-laki dan
perempuan pada infark myokard akut (IMA).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar