JENIS KARYA
TULIS ILMIAH
Karya
tulis ilmiah merupakan karya yang membahas suatu permasalahan di tinjau dari
sudut pandang teori ilmiah, dimana masalah tersebut akan memberikan manfaat
bagi kehidupan. Permasalahan tersebut dapat berupa data nyata dari fenomena
yang ada. Sedangkan karya ilmiah dalam bidang keperawatan
merupakan karya yang membahas masalah-masalah keperawatan dengan membutuhkan
pemecahan untuk perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan. Karya tulis ilmiah
dalam bidang keperawatan tersebut dapat berupa naskah berkala, laporan praktik,
text book, karangan ilmiah populer dan lain-lain.
Naskah
Berkala (Term Paper)
Naskah berkala (term paper) di sebut juga sebagai
refaraat naskah ini merupakan laporan dan penyimpulan dari sisi beberapa buku
atau sebagian isi dari buku mengenai topik tertentu. Dalam pembuatan
penyimpulan dari sisi buku tersebut dapat memudahkan seseorang mempelajari
secara singkat permasalahan yang ada di buku.
Penulisan naskah berkala ini biasanya diberikan
oleh dosen kepada mahasiswa agar dapat mempelajari sendiri dan mampu merumuskan
suatu kesimpulan dari satu buku sehingga mahasiswa dapat mengambil topik atau
masalah utama dari buku yang ada. Nilai keilmiahannya terletak dari
masalah-masalah utama yang disimpulkan oleh seorang mahasiswa atau penulis
dalam bentuk intisari buku.
Laporan
Praktikum (Field Report)
Merupakan suatu karangan ilmiah yang ditulis
sebagai suatu hasil atau studi praktik pada kasus tertentu. Pada bidang
keperawatan laporan praktikum dapat digunakan sebagai laporan ilmiah baik di
laboratorium dasar maupun klinik dan laporan tersebut sudah menjadi suatu karya
ilmiah.
Secara umum laporan praktikum merupakan suatu
hasil program penelitian atau pengujian dari teori-teori yang telah diperoleh
sebelumnya untuk membandingkan dengan kenyataan didalam praktik sehingga dapat
diperoleh beberapa kendala atau hambatan dari kajian teori tersebut dengan
kenyataan di lapangan.
Text Book
Merupakan suatu tulisan ilmiah yang memuat
prinsip-prinsip, doktrin-doktrin, dalil-dalil dan hukum-hukum mengenai suatu
ilmu pengetahuan tertentu, disusun untuk keperluan pendidikan (untuk
diajarkan). Prinsip-prinsip tersebut lebih bersifat universal atau yang diakui
kebenarannya oleh ilmu pengetahuan.
Bentuk text
book dapat digunakan sebagai rujukan dari beberapa buku atau tulisan karena
prinsip yang ada atau dalil-dalil yang ada dapat menjadi dasar dari pengembangan
ilmu pengetahuan. Text book tersebut dapat memudahkan bagi dosen dan mahasiswa
untuk lebih mendalami lebih jauh dari masalah-masalah yang dibahas.
Karangan
Ilmiah Populer
Merupakan karangan yang diterbitkan oleh beberapa
media masa bersifat populer dengan ciri yaitu adanya suatu problem, analisis
dan pembahasannya dan dapat dimengerti oleh beberapa golongan atau masyarakat,
mempunyai sifat singkat dan tidak mendalam. Karangan ini dapat berupa artikel
ilmiah yang banyak di muat di majalah atau surat kabar, seperti pada surat
kabar harian biasanya terdapat kolom opini dan membahas masalah kehidupan,
kemudian di analisis oleh penulis dari kajian teori dan dibahas untuk di cari
jalan pemecahannya.
Pada bidang kesehatan juga terdapat pada kolom
visite, yang memberikan penjelasan tentang masalah kesehatan dengan analisanya
kemudian dibahas untuk mencari jalan pemecahannya. Penulisan tersebut harus
singkat, padat dan dapat dimengerti oleh semua orang atau secara universal
sehingga karangan tersebut dikatakan sebagai karangan ilmiah populer.
BEBERAPA
KARYA ILMIAH YANG MENJADI SYARAT MENYELESAIKAN PENDIDIKAN TINGGI
Skripsi
Merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa
setingkat strata satu (SI) dalam rangka persyaratan untuk menyelesaikan tugas
akhir atau program studinya. Skripsi ini adalah hasil suatu penelitian baik
bersifat survei maupun bersifat penelitian kepustakaan untuk pemecahan masalah
atau problem tertentu. Tujuan dilaksanakan skripsi yaitu untuk mengadakan atau
menilai tingkat kemampuan mahasiswa tentang daya analisis suatu permasalahan
dan mengambil suatu kesimpulan serta memberikan saran pemecahannya terhadap suatu
masalah yang sedang dibahasnya.
Tesis
Merupakan suatu karya ilmiah dibuat oleh
mahasiswa setingkat strata dua (S2) sebagai syarat dalam menyelesaikan program
master yang mempunyai nilai ilmiah lebih tinggi dari pada skripsi. Pada tesis
ini perlu pengembangan metodologi yang lebih menda(am jika dibandingkan dengan
skripsi.
Disertasi
Disertasi merupakan bentuk penelitian pada
pendidikan setingkat doktoral, dari disertasi ini harus dipertahankan didepan
suatu panitia yang terdiri dari para guru besar di suatu universitas, disertasi
mengemukakan hipotesis-hipotesis ilmiah dan dapat menghasilkan dalil-dalil atau
prinsip-prinsip ilmiah yang baru, serta sanggahan terhadap teori. Disertasi
mempunyai persamaan dengan tesis terutama mengenai bentuk dan susunannya, akan
tetapi secara esensial, disertasi mempunyai nilai ilmiah lebih tinggi dari pada
skripsi atau tesis. Persyaratan dalil-dalil atau teori baru dikemukakan
didalnya dan harus disertai dengan pembuktian-pembuktian yang relevan.
SYARAT
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
Syarat dalam penulisan karya tulis ilmiah
merupakan salah satu aspek yang penting dalam sebuah karya ilmiah, baik dan
tidaknya karya ilmiah tergantung pada penulisannya sebab penulisan karya tulis
ilmiah bisa memberikan pengaruh pada masalah yang di bahas, sehingga penulis
akan mampu menjawab permasalahan yang timbul serta masyarakat atau pembaca
mampu memahami sesuatu yang telah di bahas. Untuk dapat mencapai karya ilmiah
yang baik maka dibutuhkan beberapa persyaratan diantarannya :
1. Menguasai ilmu pengetahuan yang releuan
dengan problem sedang di bahas, sisi penguasaan pengetahuan ada
pada tulisan dapat terlihat dari sudut pandang bahasan dari masalah yang ada.
Pengetahuan yang baik akan memudahkan bagi pembaca untuk memahami masalah yang
dibahas dan pemahaman pengetahuan yang kurang cenderung akan menyusahkan
pembaca dalam memahaminya. Untuk dapat memudahkan pemahaman dalam maka
bahasannya dapat dilakukan secara sistematis dan berurutan.
2. Mampu membedakan antara kenyataan dengan
harapan, masalah yang ada dilapangan sebenarnya tidak
semua sama dengan apa yang ada dalam teori dan apabila kenyataaan serta harapan
tersebut timbul perbedaan, maka hal itu benar-benar menunjukkan masalah dan
masalah tersebut yang perlu adanya pembahasan. Apabila tulisan sebuah karya
tuiis ilmiah mampu membedakan kenyataan dan harapan dengan jelas. maka karya
ilmiah tersebut akan menjadi sebuah karya ilmiah yang baik.
3. Bebas mengemukakan pendapat atau
kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh sebagai hasil penelitian yang diperlukan. Syarat ini
mempunyai maksud seseorang yang membuat karangan ilmiah, bebas dalam memberikan
karangan atau pendapat, tidak ada paksaan dari berbagai pihak, tetapi pendapat
tersebut harus di topang oleh fakta dan teori yang ada dari hasil pmelitian.
4. Menguasai tata bahasa dan perbendaharaan
kata dengan baik. Kemampuan dalam menguraikan suatu gagasan dengan
sederhana, jelas, tegas, dan mudah dimengerti merupakan syarat dalam penulisan
karya ilmiah. Penggunaan tata bahasa merupakan kunci dalam menentukan karya
ilmiah tersebut akan mudah difahami atau sulit di fahami, dengan tata bahasa
yang baik, maka akan didapatkan karya yang jelas sehingga gagasan dalam
penelitaian tersebut dengan mudah dimengerti.
5. Menghargai kesimpulan-kesimpulan penulis
terdahulu dalam bidang ilmu pengetahuan yang sama. Menghargai
kesimpulan penulis terdahulu maksudnya bukan berarti menghilangkan pendapat
atau karya lain tetapi karya yang dihasilkan tersebut berasal dari pemikiran
karya terdahulu yang kemudahan dikembangkan.
6. Mampu mengumpulkan data yang cukup lengkap sesuai
dengan masalah sedang di bahas. Kemampuan dalam mengumpulkan data secara
lengkap dan akurat adalah syarat dalam penulisan karya ilmiah. Pengumpulan data
tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan awal kegiatan karya ilmiah mengingat
data yang baik dan akurat akan menemukan permasalahan secara jelas sehingga
pemecahannya akhirnya jelas.
7. Mampu
mengemukakan hasil pemikiran dan hasil analisis sesuai dengan keadaan
sesungguhnya, Analisis dan pemikiran terhadap permasalahan
dapat dibuktikan atau didukung dengan teori yang ada, sehingga bisa menunjukkan
keilmiahan suatu karya. Hasil pernikiran dan analisa tersebut akan memberikan
penjelasan secara lengkap dari suatu masalah kemudian di bahas sehingga hal
tersebut dapat membedakan tulisan ilmiah atau tidak.
CIRI POKOK
KARYA TULIS ILMIAH
Penulisan karya ilmiah di samping mempunyai syarat sebagai karya ilmiah
yang baik, juga mempunyai ciri pokok sebagai karangan ilmiah, sebab ciri
tersebut akan dapat memberikan perbedaan karya biasa dengan karya ilmiah.
Adapun ciri pokok pada karangan ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Masalah yang dibahas benar-benar mempunyai
arti positif, baik untuk perkembangan ilmu pegetahuan maupun untuk kepentingan
praktik. ciri utama dari karya tulis ilmiah adalah adanya masalah yang akan di
bahas. Masalah tersebut harus mempunyai nilai tambah dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi. Dalam riset keperawatan masalah penelitian berarti
masalah yang dapat meningkatkan atau menciptakan perkembangan ilmu keperawatan
dan tehnologi keperawatan sehingga dapat dimanfaatkan .
2. Dalam pembahasannya disusun dengan metode
berfikir secara ilmiah yaitu berfikir secara logis, rasional, cermat dan
sistematis. Ciri ini jelas harus ada, yaitu setelah masalah ditemukan kemudian
dibahas dengan model berfikir secara ilmiah untuk mencari proses
penyelesaiannya dengan menggunakan kaidah ilmiah.
3. Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa
ilmiah. Karya ilmiah dengan menggunakan bahasa ilmiah akan lebih memudahkan
seseorang menilai masalah dan lebih menujukkan keilmiahan suatu karangan. Gaya
bahasa yang digunakan tidak boleh bertentangan dengan perkembangan bahasa .
4. Pembahasan dan uraian ilmiah mulai dari
awal sampai akhir merupakan suatu rangkaian yang mempunyai hubungan satu sama
lain atau berkesinambungan. Dalam penyampaian atau pembahasan masalah, apabila karya
tersebut merupakan karya ilmiah maka penjelasan dari bagian awal hingga akhir
harus saling berhubungan sehingga akan memudahkan orang membacanya.
Dalam tugas akhir mahasiswa khususnya
dalam penulisan karya tulis ilmiah atau skripsi (setingkat strata satu)
mempunyai beberapa ciri diantaranya : harus ada permasalahan, judul skripsi
yang dipilih sendiri oleh mahasiswa atau pembimbing, didapatkan pada pengamatan lapangan atau analisis data
sekunder, harus ada metodologi. mengemukakan kenyataan baru atau kenyataan
khusus, dibawah bimbingan secara teratur. cermat dalam tata tulis ilmiah, harus
ada abstraksi, diuji di depan panitia dan merupakan syarat untuk menyelesaikan
studi sarjana atau program strata satu. (Sumber : Tutiany, 1999 )
MACAM DAN JENIS PENELITIAN
Klasifikasi Berdasarkan Tujuan
Riset dapat diklasifikasi berdasarkan tujuan-yaitu, riset
dasar (basic research) dan riset terapan
(applied research). Klasifikasi ini
mewakili derajat penerapan temuan pada masalah praktik sehari-hari. Basic research, juga
disebut riset murni, terutama berkaitan dengan pencarian pengetahuan baru dan
dengan pengembangan atau perbaikan teori. Temuan pada riset dasar mungkin tidak
dapat langsung diterapkan pada masalah praktik, tetapi riset ini memberikan
pengetahuan ilmiah dasar untuk melakukan riset lebih jauh. Riset dasar
sebenarnya adalah "pengetahuan demi pengetahuan." Ini berlawanan
dengan riset terapan, yang juga berkaitan dengan pembentukan pengetahuan baru,
tetapi lebih difokuskan pada pengetahuan yang dapat diterapkan di lingkungan
praktis tanpa harus ditunda. Riset terapan juga disebut sebagai "aplikasi
teoritis praktis." Pada umumnya, riset dasar pada ilmu perilaku berfungsi
untuk menemukan hukum umum yang berkaitan dengan perilaku manusia, sementara
riset terapan menemukan pengetahuan mengenai pelaksanaan hukum ini di
lingkungan tertentu. Akan tetapi, perbedaan antara riset dasar dan riset
terapan mungkin tidak sesingkat yang penulis uraikan. Terkadang hasil studi
riset dasar dapat diterapkan di lingkungan praktis, sementara temuan studi
riset terapan memiliki implikasi teoritis dan mungkin berfungsi sebagai fokus
riset dasar.
Sebagian besar studi keperawatan merupakan contoh riset
terapan. Sebagai contoh, studi yang dilakukan Lindeman dan Van Aernam, Lindeman
dan King dan Tarsitano mengenai nilai pengajaran pascaoperatif, napas dalam,
batuk, dan olahraga di tempat tidur dapat diterapkan di lingkungan praktis. Dua
studi riset dasar yang dilakukan dalam kepeiawatan adalah studi
McKinnon-Mullette mengenai riset sirkulasi dan potensinya terhadap riset keperawatan
klinis, dan studi Raff mengenai hubungan latihan pranatal terencana dengan
pertumbuhan dan perkembangan pascanatal pada perkembangbiakan tikus albino.
Klasikasi Berdasarkan Pendekatan
Riset juga dapat diklasifikasi
berdasarkan pendekatan. Ada tiga pendekatan utama: deskriptif, eksperimental, dan
historis. Pendekatan riset deskriptif memunculkan pertanyaan mengenai kejadian yang berlangsung
saat ini. Pendekatan riset eksperimental memunculkan pertanyaan yang didasarkan pada kebutuhan
untuk memanipulasi kondisi spesifik dalam lingkungan yang terkontrol atau
seperti laboratorium guna menyelidiki efeknya pada kondisi yang berbeda. Dan
pada pendekatan riset historis, peneliti menyelidiki pertanyaan-pertanyaan berdasar
pada sejarah dengan menggunakan prosedur yang dirancang untuk menentukan
keakuratan pernyataan atau fakta mengenai kejadian yang lampau.
Macam dan jenis disain
penelitian pada dasarnya adalah identik dengan macam dan jenis penelitian itu
sendiri.
Macam dan jenis penelitian
secara sederhana dapat dibedakan menjadi tiga, yakni:
1. Penelitian Historikal
Pada penelitian ini, yang
dimanfaatkan adalah data yang telah lampau. Data tersebut dapat berasal dari
data-data kepustakaan (data sekunder) atau data yang dicari sendiri (data
primer).
Contoh: Meneliti tingkat
kesehatan penduduk Indonesia pada tahun1945-1950. Di sini peneliti mengkaji
semua data yang ada hubungannya dengan tingkat kesehatan penduduk Indonesia
tahun 1945-1950.
2. Penelitian Survey
Pada penelitian ini, yang
dimanfaatkan adalah data yang terjadi secara alamiah dalam arti ada atau
tidaknya data tersebut, bukan sebagai hasil dari perbuatan si peneliti. Data
yang dimanfaatkan tersebutdapat pula berupa data masa lampau, namun pada
pembahasannya tidak mengarah pada sesuatu yang bersifat sejarah.
Penelitian survey dapat dibedakan menjadi dua macam:
Penelitian survey dapat dibedakan menjadi dua macam:
a.
Penelitian survey tanpa kelompok pembanding
Pada penelitian ini dilakukan
penelitian terhadap satu kelompok populasi. Secara umum penelitian ini dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yakni:
- Bersifat
deskriptif sederhana: jika yang dibahas hanya suatu keadaan tertentu secara
terpisah tanpa menghubungkannya dengan keadaan lainnya (misalnya: hanya umur,
jenis kelamin, suku bangsa, dll).
- Bersifat
deskriptif korelatif: jika dalam pembahasannya dilihat hubungan antara satu
keadaan dengan keadaan lainnya (misanya: hubungan antara umur dan jenis
kelamin).
b. Penelitian survey dengan kelompok pembanding
Pada
penelitian ini dilakukan penelitian terhadap dua kelompok populasi. Ada dua
bentuk yang dikenal, yaitu:
- Penelitian
kohort: jika yang dibandingkan adalah kelompok terkena paparan dengan yang
tidak terkena paparan kemudian dilihat akibat yang muncul. Karena kohort
mengacu pada masa depan, maka sifatnya adalah prospektif. Selanjutnya karena
pengukuran penyebab dan akibat tidak dalam waktu yang bersamaan, maka
penelitian kohort dikenal dengan penelitian yang bersifat longitudinal.
- Penelitian
kasus kelola (Case-Control): jika yang dibandingkan kelompok yang sakit dengan
yang tidak sakit dan ingin diketahui penyebabnya. Karena kasus kelola
(Case-Control) mengacu pada masa lampau, maka disebut penelitian yang bersifat
retrospektif.
3.
Penelitian Eksperimental
Pada
penelitian eksperimen dilakukan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa
data yang dihasilkan dari adanya campurtangan si peneliti. Penelitian ini
dibedakan menjadi 2 macam:
a.
Ditujukan hanya satu kelompok saja
Contoh:
Membandingkan hasil yang diperoleh sebelum suatu tindakan dengan hasil yang
diperoleh sesudah tindakan yang ditujukan pada satu kelompok saja. Eksperimen
semacam ini mudah dilakukan tapi tidak dianjurkan.
b.
Ditujukan pada dua kelompok
Contoh:
Dilakukan uji coba terhadap suatu obat baru dimana satu kelompok diberikan obat
baru tersebut, sedangkan kelompok lainnya tidak diberikan. Data diperoleh,
kemudian dianalisa untuk selanjutnya ditarik kesimpulan tentang baik atau
tidaknya obat baru tersebut. Eksperimen seperti ini adalah yang paling sering
dilakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar