Sabtu, 10 Desember 2011

Jenis Karya Tulis Ilmiah


JENIS KARYA TULIS ILMIAH
         Karya tulis ilmiah merupakan karya yang membahas suatu permasalahan di tinjau dari sudut pandang teori ilmiah, dimana masalah tersebut akan memberikan manfaat bagi kehidupan. Permasalahan tersebut dapat berupa data nyata dari fenomena yang ada. Sedangkan karya ilmiah dalam bidang keperawatan merupakan karya yang membahas masalah-masalah keperawatan dengan membutuhkan pemecahan untuk perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan. Karya tulis ilmiah dalam bidang keperawatan tersebut dapat berupa naskah berkala, laporan praktik, text book, karangan ilmiah populer dan lain-lain.

Naskah Berkala (Term Paper)
Naskah berkala (term paper) di sebut juga sebagai refaraat naskah ini merupakan laporan dan penyimpulan dari sisi beberapa buku atau sebagian isi dari buku mengenai topik tertentu. Dalam pembuatan penyimpulan dari sisi buku tersebut dapat memudahkan seseorang mempelajari secara singkat permasalahan yang ada di buku.
Penulisan naskah berkala ini biasanya diberikan oleh dosen kepada mahasiswa agar dapat mempelajari sendiri dan mampu merumuskan suatu kesimpulan dari satu buku sehingga mahasiswa dapat mengambil topik atau masalah utama dari buku yang ada. Nilai keilmiahannya terletak dari masalah-masalah utama yang disimpulkan oleh seorang mahasiswa atau penulis dalam bentuk intisari buku.
Laporan Praktikum (Field Report)
Merupakan suatu karangan ilmiah yang ditulis sebagai suatu hasil atau studi praktik pada kasus tertentu. Pada bidang keperawatan laporan praktikum dapat digunakan sebagai laporan ilmiah baik di laboratorium dasar maupun klinik dan laporan tersebut sudah menjadi suatu karya ilmiah.
Secara umum laporan praktikum merupakan suatu hasil program penelitian atau pengujian dari teori-teori yang telah diperoleh sebelumnya untuk membandingkan dengan kenyataan didalam praktik sehingga dapat diperoleh beberapa kendala atau hambatan dari kajian teori tersebut dengan kenyataan di lapangan.

Text Book
Merupakan suatu tulisan ilmiah yang memuat prinsip-prinsip, doktrin-doktrin, dalil-­dalil dan hukum-hukum mengenai suatu ilmu pengetahuan tertentu, disusun untuk keperluan pendidikan (untuk diajarkan). Prinsip-prinsip tersebut lebih bersifat uni­versal atau yang diakui kebenarannya oleh ilmu pengetahuan.
Bentuk text book dapat digunakan sebagai rujukan dari beberapa buku atau tulisan karena prinsip yang ada atau dalil-dalil yang ada dapat menjadi dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan. Text book tersebut dapat memudahkan bagi dosen dan mahasiswa untuk lebih mendalami lebih jauh dari masalah-masalah yang dibahas.

Karangan Ilmiah Populer
Merupakan karangan yang diterbitkan oleh beberapa media masa bersifat populer dengan ciri yaitu adanya suatu problem, analisis dan pembahasannya dan dapat dimengerti oleh beberapa golongan atau masyarakat, mempunyai sifat singkat dan tidak mendalam. Karangan ini dapat berupa artikel ilmiah yang banyak di muat di majalah atau surat kabar, seperti pada surat kabar harian biasanya terdapat kolom opini dan membahas masalah kehidupan, kemudian di analisis oleh penulis dari kajian teori dan dibahas untuk di cari jalan pemecahannya.
Pada bidang kesehatan juga terdapat pada kolom visite, yang memberikan penjelasan tentang masalah kesehatan dengan analisanya kemudian dibahas untuk mencari jalan pemecahannya. Penulisan tersebut harus singkat, padat dan dapat dimengerti oleh semua orang atau secara universal sehingga karangan tersebut dikatakan sebagai karangan ilmiah populer.

BEBERAPA KARYA ILMIAH YANG MENJADI SYARAT MENYELESAIKAN PENDIDIKAN TINGGI
Skripsi
Merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa setingkat strata satu (SI) dalam rangka persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir atau program studinya. Skripsi ini adalah hasil suatu penelitian baik bersifat survei maupun bersifat penelitian kepustakaan untuk pemecahan masalah atau problem tertentu. Tujuan dilaksanakan skripsi yaitu untuk mengadakan atau menilai tingkat kemampuan mahasiswa tentang daya analisis suatu permasalahan dan mengambil suatu kesimpulan serta memberikan saran pemecahannya terhadap suatu masalah yang sedang dibahasnya.

Tesis
Merupakan suatu karya ilmiah dibuat oleh mahasiswa setingkat strata dua (S2) sebagai syarat dalam menyelesaikan program master yang mempunyai nilai ilmiah lebih tinggi dari pada skripsi. Pada tesis ini perlu pengembangan metodologi yang lebih menda(am jika dibandingkan dengan skripsi.

Disertasi
Disertasi merupakan bentuk penelitian pada pendidikan setingkat doktoral, dari disertasi ini harus dipertahankan didepan suatu panitia yang terdiri dari para guru besar di suatu universitas, disertasi mengemukakan hipotesis-hipotesis ilmiah dan dapat menghasilkan dalil-dalil atau prinsip-prinsip ilmiah yang baru, serta sanggahan terhadap teori. Disertasi mempunyai persamaan dengan tesis terutama mengenai bentuk dan susunannya, akan tetapi secara esensial, disertasi mempunyai nilai ilmiah lebih tinggi dari pada skripsi atau tesis. Persyaratan dalil-dalil atau teori baru dikemukakan didalnya dan harus disertai dengan pembuktian-pembuktian yang relevan.

SYARAT PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
Syarat dalam penulisan karya tulis ilmiah merupakan salah satu aspek yang penting dalam sebuah karya ilmiah, baik dan tidaknya karya ilmiah tergantung pada penulisannya sebab penulisan karya tulis ilmiah bisa memberikan pengaruh pada masalah yang di bahas, sehingga penulis akan mampu menjawab permasalahan yang timbul serta masyarakat atau pembaca mampu memahami sesuatu yang telah di bahas. Untuk dapat mencapai karya ilmiah yang baik maka dibutuhkan beberapa persyaratan diantarannya :
1.      Menguasai ilmu pengetahuan yang releuan dengan problem sedang di bahas, sisi penguasaan pengetahuan ada pada tulisan dapat terlihat dari sudut pandang bahasan dari masalah yang ada. Pengetahuan yang baik akan memudahkan bagi pembaca untuk memahami masalah yang dibahas dan pemahaman pengetahuan yang kurang cenderung akan menyusahkan pembaca dalam memahaminya. Untuk dapat memudahkan pemahaman dalam maka bahasannya dapat dilakukan secara sistematis dan berurutan.
2.      Mampu membedakan antara kenyataan dengan harapan, masalah yang ada dilapangan sebenarnya tidak semua sama dengan apa yang ada dalam teori dan apabila kenyataaan serta harapan tersebut timbul perbedaan, maka hal itu benar-benar menunjukkan masalah dan masalah tersebut yang perlu adanya pembahasan. Apabila tulisan sebuah karya tuiis ilmiah mampu membedakan kenyataan dan harapan dengan jelas. maka karya ilmiah tersebut akan menjadi sebuah karya ilmiah yang baik.
3.      Bebas mengemukakan pendapat atau kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh sebagai hasil penelitian yang diperlukan. Syarat ini mempunyai maksud seseorang yang membuat karangan ilmiah, bebas dalam memberikan karangan atau pendapat, tidak ada paksaan dari berbagai pihak, tetapi pendapat tersebut harus di topang oleh fakta dan teori yang ada dari hasil pmelitian.
4.      Menguasai tata bahasa dan perbendaharaan kata dengan baik. Kemampuan dalam menguraikan suatu gagasan dengan sederhana, jelas, tegas, dan mudah dimengerti merupakan syarat dalam penulisan karya ilmiah. Penggunaan tata bahasa merupakan kunci dalam menentukan karya ilmiah tersebut akan mudah difahami atau sulit di fahami, dengan tata bahasa yang baik, maka akan didapatkan karya yang jelas sehingga gagasan dalam penelitaian tersebut dengan mudah dimengerti.
5.      Menghargai kesimpulan-kesimpulan penulis terdahulu dalam bidang ilmu pengetahuan yang sama. Menghargai kesimpulan penulis terdahulu maksudnya bukan berarti menghilangkan pendapat atau karya lain tetapi karya yang dihasilkan tersebut berasal dari pemikiran karya terdahulu yang kemudahan dikembangkan.
6.      Mampu mengumpulkan data yang cukup lengkap sesuai dengan masalah sedang di bahas. Kemampuan dalam mengumpulkan data secara lengkap dan akurat adalah syarat dalam penulisan karya ilmiah. Pengumpulan data tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan awal kegiatan karya ilmiah mengingat data yang baik dan akurat akan menemukan permasalahan secara jelas sehingga pemecahannya akhirnya jelas.
7.      Mampu mengemukakan hasil pemikiran dan hasil analisis sesuai dengan keadaan sesungguhnya, Analisis dan pemikiran terhadap permasalahan dapat dibuktikan atau didukung dengan teori yang ada, sehingga bisa menunjukkan keilmiahan suatu karya. Hasil pernikiran dan analisa tersebut akan memberikan penjelasan secara lengkap dari suatu masalah kemudian di bahas sehingga hal tersebut dapat membedakan tulisan ilmiah atau tidak.

CIRI POKOK KARYA TULIS ILMIAH
Penulisan karya ilmiah di samping mempunyai syarat sebagai karya ilmiah yang baik, juga mempunyai ciri pokok sebagai karangan ilmiah, sebab ciri tersebut akan dapat memberikan perbedaan karya biasa dengan karya ilmiah. Adapun ciri pokok pada karangan ilmiah adalah sebagai berikut :
1.      Masalah yang dibahas benar-benar mempunyai arti positif, baik untuk perkembangan ilmu pegetahuan maupun untuk kepentingan praktik. ciri utama dari karya tulis ilmiah adalah adanya masalah yang akan di bahas. Masalah tersebut harus mempunyai nilai tambah dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Dalam riset keperawatan masalah penelitian berarti masalah yang dapat meningkatkan atau menciptakan perkembangan ilmu keperawatan dan tehnologi keperawatan sehingga dapat dimanfaatkan .
2.      Dalam pembahasannya disusun dengan metode berfikir secara ilmiah yaitu berfikir secara logis, rasional, cermat dan sistematis. Ciri ini jelas harus ada, yaitu setelah masalah ditemukan kemudian dibahas dengan model berfikir secara ilmiah untuk mencari proses penyelesaiannya dengan menggunakan kaidah ilmiah.
3.      Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa ilmiah. Karya ilmiah dengan menggunakan bahasa ilmiah akan lebih memudahkan seseorang menilai masalah dan lebih menujukkan keilmiahan suatu karangan. Gaya bahasa yang digunakan tidak boleh bertentangan dengan perkembangan bahasa .
4.      Pembahasan dan uraian ilmiah mulai dari awal sampai akhir merupakan suatu rangkaian yang mempunyai hubungan satu sama lain atau berkesinambungan. Dalam penyampaian atau pembahasan masalah, apabila karya tersebut merupakan karya ilmiah maka penjelasan dari bagian awal hingga akhir harus saling berhubungan sehingga akan memudahkan orang membacanya.
Dalam tugas akhir mahasiswa khususnya dalam penulisan karya tulis ilmiah atau skripsi (setingkat strata satu) mempunyai beberapa ciri diantaranya : harus ada permasalahan, judul skripsi yang dipilih sendiri oleh mahasiswa atau pembimbing, didapatkan pada pengamatan lapangan atau analisis data sekunder, harus ada metodologi. mengemukakan kenyataan baru atau kenyataan khusus, dibawah bimbingan secara teratur. cermat dalam tata tulis ilmiah, harus ada abstraksi, diuji di depan panitia dan merupakan syarat untuk menyelesaikan studi sarjana atau program strata satu. (Sumber : Tutiany, 1999 )

 

MACAM DAN JENIS PENELITIAN

Klasifikasi Berdasarkan Tujuan
Riset dapat diklasifikasi berdasarkan tujuan-yaitu, riset dasar (basic research) dan riset terapan (applied research). Klasifikasi ini mewakili derajat penerapan temuan pada masalah praktik sehari-hari. Basic research, juga disebut riset murni, terutama berkaitan dengan pencarian pengetahuan baru dan dengan pengembangan atau perbaikan teori. Temuan pada riset dasar mungkin tidak dapat langsung diterapkan pada masalah praktik, tetapi riset ini memberikan pengetahuan ilmiah dasar untuk melakukan riset lebih jauh. Riset dasar sebenarnya adalah "pengetahuan demi pengetahuan." Ini berlawanan dengan riset terapan, yang juga berkaitan dengan pembentukan pengetahuan baru, tetapi lebih difokuskan pada pengetahuan yang dapat diterapkan di lingkungan praktis tanpa harus ditunda. Riset terapan juga disebut sebagai "aplikasi teoritis praktis." Pada umumnya, riset dasar pada ilmu perilaku berfungsi untuk menemukan hukum umum yang berkaitan dengan perilaku manusia, sementara riset terapan menemukan pengetahuan mengenai pelaksanaan hukum ini di lingkungan tertentu. Akan tetapi, perbedaan antara riset dasar dan riset terapan mungkin tidak sesingkat yang penulis uraikan. Terkadang hasil studi riset dasar dapat diterapkan di lingkungan praktis, sementara temuan studi riset terapan memiliki implikasi teoritis dan mungkin berfungsi sebagai fokus riset dasar.
Sebagian besar studi keperawatan merupakan contoh riset terapan. Sebagai contoh, studi yang dilakukan Lindeman dan Van Aernam, Lindeman dan King dan Tarsitano mengenai nilai pengajaran pascaoperatif, napas dalam, batuk, dan olahraga di tempat tidur dapat diterapkan di lingkungan praktis. Dua studi riset dasar yang dilakukan dalam kepeiawatan adalah studi McKinnon-Mullette mengenai riset sirkulasi dan potensinya terhadap riset keperawatan klinis, dan studi Raff mengenai hubungan latihan pranatal terencana dengan pertumbuhan dan perkembangan pascanatal pada perkembangbiakan tikus albino.

Klasikasi Berdasarkan Pendekatan
            Riset juga dapat diklasifikasi berdasarkan pendekatan. Ada tiga pendekatan utama: deskriptif, eksperimental, dan historis. Pendekatan riset deskriptif memunculkan pertanyaan mengenai kejadian yang berlangsung saat ini. Pendekatan riset eksperimental memunculkan pertanyaan yang didasarkan pada kebutuhan untuk memanipulasi kondisi spesifik dalam lingkungan yang terkontrol atau seperti laboratorium guna menyelidiki efeknya pada kondisi yang berbeda. Dan pada pendekatan riset historis, peneliti menyelidiki pertanyaan-­pertanyaan berdasar pada sejarah dengan menggunakan prosedur yang dirancang untuk menentukan keakuratan pernyataan atau fakta mengenai kejadian yang lampau.
Macam dan jenis disain penelitian pada dasarnya adalah identik dengan macam dan jenis penelitian itu sendiri.
Macam dan jenis penelitian secara sederhana dapat dibedakan menjadi tiga, yakni:
1. Penelitian Historikal
Pada penelitian ini, yang dimanfaatkan adalah data yang telah lampau. Data tersebut dapat berasal dari data-data kepustakaan (data sekunder) atau data yang dicari sendiri (data primer).
Contoh: Meneliti tingkat kesehatan penduduk Indonesia pada tahun1945-1950. Di sini peneliti mengkaji semua data yang ada hubungannya dengan tingkat kesehatan penduduk Indonesia tahun 1945-1950.



2. Penelitian Survey
Pada penelitian ini, yang dimanfaatkan adalah data yang terjadi secara alamiah dalam arti ada atau tidaknya data tersebut, bukan sebagai hasil dari perbuatan si peneliti. Data yang dimanfaatkan tersebutdapat pula berupa data masa lampau, namun pada pembahasannya tidak mengarah pada sesuatu yang bersifat sejarah.
Penelitian survey dapat dibedakan menjadi dua macam:
a. Penelitian survey tanpa kelompok pembanding
Pada penelitian ini dilakukan penelitian terhadap satu kelompok populasi. Secara umum penelitian ini dapat dibedakan menjadi 2 macam, yakni:
-    Bersifat deskriptif sederhana: jika yang dibahas hanya suatu keadaan tertentu secara terpisah tanpa menghubungkannya dengan keadaan lainnya (misalnya: hanya umur, jenis kelamin, suku bangsa, dll).
-    Bersifat deskriptif korelatif: jika dalam pembahasannya dilihat hubungan antara satu keadaan dengan keadaan lainnya (misanya: hubungan antara umur dan jenis kelamin).

b. Penelitian survey dengan kelompok pembanding
Pada penelitian ini dilakukan penelitian terhadap dua kelompok populasi. Ada dua bentuk yang dikenal, yaitu:
-    Penelitian kohort: jika yang dibandingkan adalah kelompok terkena paparan dengan yang tidak terkena paparan kemudian dilihat akibat yang muncul. Karena kohort mengacu pada masa depan, maka sifatnya adalah prospektif. Selanjutnya karena pengukuran penyebab dan akibat tidak dalam waktu yang bersamaan, maka penelitian kohort dikenal dengan penelitian yang bersifat longitudinal.
-    Penelitian kasus kelola (Case-Control): jika yang dibandingkan kelompok yang sakit dengan yang tidak sakit dan ingin diketahui penyebabnya. Karena kasus kelola (Case-Control) mengacu pada masa lampau, maka disebut penelitian yang bersifat retrospektif.

3. Penelitian Eksperimental
Pada penelitian eksperimen dilakukan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data yang dihasilkan dari adanya campurtangan si peneliti. Penelitian ini dibedakan menjadi 2 macam:
a. Ditujukan hanya satu kelompok saja
Contoh: Membandingkan hasil yang diperoleh sebelum suatu tindakan dengan hasil yang diperoleh sesudah tindakan yang ditujukan pada satu kelompok saja. Eksperimen semacam ini mudah dilakukan tapi tidak dianjurkan.

b. Ditujukan pada dua kelompok
Contoh: Dilakukan uji coba terhadap suatu obat baru dimana satu kelompok diberikan obat baru tersebut, sedangkan kelompok lainnya tidak diberikan. Data diperoleh, kemudian dianalisa untuk selanjutnya ditarik kesimpulan tentang baik atau tidaknya obat baru tersebut. Eksperimen seperti ini adalah yang paling sering dilakukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar